Pengenalan Jaringan Komputer
Jaringan komputer mulai berkembang sejak tahun 1969 dengan dilakukannya
riset oleh DARPA (Defense Advance Research Project Agency), sebuah badan di
bawah Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan jaringan komunikasi
antar komputer dan pada tahun 1972 hasilnya telah didemonstrasikan berupa
hubungan 40 buah komputer.
Pada dasarnya, tujuan pembentukan jaringan komputer adalah supaya dua
komputer atau lebih bisa berhubungan dan bila sudah bisa berkomunikasi dapat
digunakan sesuai keinginan manusia. Penggunaan jaringan komputer yang paling
dikenal adalah electronic mail atau e-mail (surat menyurat secara
electronik), web, dan transfer file.
Seperti halnya dunia komputer yang lain,
di dalam jaringan komputer terdapat komponen hardware dan software yang tipenya
bermacam-macam.
1.1. Hardware
jaringan
1.1.1. Arsitektur hardware
Saat ini terdapat berbagai macam arsitektur jaringan yang
masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri. Arsitektur-arsitektur yang
banyak dikenal adalah:
1.
Ethernet
Ethernet merupakan
arsitektur yang paling banyak digunakan karena memiliki harga yang paling murah
dengan kecepatan yang dapat diterima. Ethernet ditemukan pada tahun 1970'an
oleh peneliti di Palo Alto Research Center. Kecepatan Ethernet pertama adalah 3
Mbps (mega bits per second) kemudian berkembang menjadi 10 Mbps kemudian 100
Mbps (Fast Ethernet) dan saat ini sudah mencapai 1 Gbps (Gigabits Ethernet).
Yang paling banyak digunakan saat ini adalah Fast Ethernet.
2. ATM
(Asynchronous Transfer Machine)
ATM merupakan jaringan
kecepatan tinggi yang biasanya digunakan pada jaringan backbone dan
kecepatannya sudah mencapai 2,4 Gbps. Implementasinya masih kurang karena
standardisasi yang belum jelas dan mahal.
3. PPP
(Point to Point Protocol)
PPP
merupakan arsitektur jaringan yang biasa digunakan untuk koneksi melalui
saluran telepon.
Selain arsitektur yang disebut di atas, masih banyak arsitektur lain yang
digunakan di jaringan komputer, misalnya Frame Relay, WaveLAN (wireless), FDDI,
Token Ring, dan lain-lain.
1.1.2. Jenis-jenis
hardware
Hubungan komputer secara fisik kebanyakan dilakukan
melalui kabel. Jenis-jenis kabel untuk arsitektur Ethernet, yaitu:
a.
Coaxial
Kabel
coaxial bentuknya mirip dengan kabel antena TV dengan sebuah kabel inti di
bagian tengah yang dilingkupi oleh serabut kawat di bagian luarnya. Kabel
koaksial terdiri atas dua jenis, yaitu RG 5 (Thick Ethernet) dan RG 58 (Thin
Ethernet). Kabel RG 58 lebih kecil dan biasanya berwarna hitam. Kabel RG 5
biasanya berwarna kuning dan hitam (jenis low loos). Kecepatan data maksimum
untuk kabel BNC adalah 10 Mbps dan jarak maksimumnya 100 m sedangkan untuk
kabel RG 5, transfer data bisa mencapai 1 Gbps dan jarak maksimumnya mencapai
500 m.
b.
Twisted Pairs
Kabel
twisted pairs mempunyai struktur seperti kabel telepon, yaitu berupa kumpulan
kabel-kabel kecil, namun pada twisted pairs terdapat delapan buah kabel
sedangkan pada kabel telepon berjumlah empat buah. Kabel twisted pairs terdiri
dua jenis, yaitu unshielded twisted pairs (UTP) dan shielded twisted pairs
(STP). Jarak jangkauan kabel UTP mencapai 100m dan transfer data maksimum
mencapai 100 Mbps untuk kategori 5 dan 1 Gbps untuk kategori 6. Kabel ini
merupakan kabel yang paling banyak digunakan saat ini. Pada jenis STP terdapat
shield berupa lilitan kawat melingkupi kedelapan kabel inti untuk mengurangi
interferensi gelombang elektromagnetik sehingga transfer data yang dicapai
lebih tinggi, yaitu 1 Gbps. Konektor untuk kabel twisted pairs adalah jenis
RJ45.
c.
Kabel optik
Kabel
optik menyampaikan data tidak dengan arus listrik, melainkan dengan cahaya yang
berupa cahaya lampu LED maupun sinar laser. Karena menggunakan cahaya, transfer
data yang dihasilkan bisa di atas 1 Gbps dan daya jangkau mencapai 5 km.
Selain kabel,
terdapat hardware-hardware jaringan lain yang umum digunakan, misalnya:
a.
Network adapter
Network
adapter adalah penghubung langsung komputer dengan jaringan di luarnya.
Kabel-kabel jaringan dihubungkan ke komputer melalui network adapter. Biasanya
berbentuk card dengan interface PCI maupun ISA dan ada juga yang onboard.
b.
Konsentrator
Konsentrator
sebelumnya sudah disebutkan bahwa ia digunakan di topologi star dan terdiri
atas dua jenis, yaitu hub dan switch. Perbedaan keduanya, misalnya suatu
konsentrator 100 Mbps dan mempunyai 16 port, jika berupa hub maka setiap port
akan memiliki transfer data maksimum 6,25 Mbps, kalau berupa switch maka kecepatan maksimum tiap port
masih 100 Mbps, dan kecepatannya pada suatu saat ditentukan oleh jumlah port
yang aktif pada saat tersebut. Jadi switch memiliki kinerja yang lebih baik
daripada hub.
c.
Repeater
Repeater
adalah komponen jaringan yang berfungsi seperti relay untuk memperkuat sinyal
pada saluran jaringan sehingga jarak jangkauan sinyal menjadi lebih jauh.
d.
Bridge
Bridge
berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan fisik yang berbeda menjadi satu
jaringan. Biasanya bridge digunakan untuk menghubungkan beberapa arsitektur
jaringan yang berbeda, misalnya antar jaringan ethernet dengan ATM. Bridge juga
berfungsi sebagai repeater.
1.1.3. Topologi fisik
Di dalam jaringan komputer dikenal beberapa topologi
fisik antara lain:
a. Bus
Topologi
bus berupa komputer-komputer yang dihubungkan melalui satu jalur kabel.
Kelemahan topologi bus adalah bila pada sutau titik jaringan mengalami
kerusakan, seluruh jaringan akan mati. Implementasi topologi ini menggunakan
kabel koaksial dan membutuhkan sedikitnya duah buah alat yang disebut
terminator pada ujung-ujung kabel. Terminator berfungsi untuk memberikan
hambatan sebesar 50 ohm antara kabel inti dengan serabut kawat.
b.
Star
Implementasi
topologi star memerlukan hardware tambahan, yaitu konsentrator berupa switch
atau hub yang berfungsi untuk mengatur lalu lintas data. Topologi ini lebih
tahan terhadap gangguan dibandingkan topologi bus karena kerusakan di salah
satu titik tidak akan mematikan seluruh jaringan, tetapi membutuhkan biaya lebih
karena membutuhkan konsentrator. Dalam topologi star digunakan kabel twisted
pairs.
c. Ring |
Topologi
ini mirip dengan topologi bus, tetapi kabel yang digunakan membentuk loop
(lingkaran) tertutup. Topologi ini digunakan pada arsitektur Token Ring.
1.2. Software
jaringan
1.2.1. Sistem operasi
jaringan
Terdapat banyak sekali sistem operasi jaringan, namun
yang pertama kali muncul adalah sistem operasi UNIX pada tahun 1969 di
perusahaan AT&T. Sistem operasi UNIX saat ini memiliki beberapa varian,
misalnya Sun Solaris, Compaq TruUNIX64, IBM AIX, Linux, SCO Unix, dll. Bahkan
Microsoft Windows NT pun memiliki rancangan
dasar yang hampir sama dengan sitem operasi UNIX. Sistem operasi
jaringan yang lain misalnya Novell Netware dan Apple Mac OS X. Setiap sistem
operasi, khususnya varian-varian UNIX biasanya spesifik terhadap arsitektur
komputer yang digunakan.
Syarat utama suatu sistem operasi dapat menjadi sitem operasi jaringan
adalah stabil, aman, mendukung jaringan secara native, multiuser, dan
dapat melakukan operasi multitasking. Selain itu juga dapat mendukung
penggunaan hardware dalam skala besar, misalnya memori berkapasitas gigabyte
dan multiprosesor agar sistem operasi dapat berjalan lebih cepat dan memberikan
layanan dengan lebih baik. Sistem operasi DOS misalnya tidak memenuhi
persyaratan di atas.
1.2.2. Protokol
Protokol dapat diibaratkan sebagai bahasa komunikasi
antar komputer dalam jaringan. Terdapat berbagai macam protokol yang
masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri.
a.
NetBEUI
NetBEUI
merupakan protokol yang banyak digunakan dalam jaringan lokal berbasis sistem
operasi Microsoft Windows. Sangat baik dan cepat untuk layanan file sharing dan
print sharing. Salah satu kelemahan protokol ini adalah tidak dapat di-routing
sehingga hanya dapat bekerja di satu jaringan lokal.
b.
IPX/SPX (Internetwork Packet Exchange/Sequenced Packet Exchange)
Hampir
sama dengan NetBEUI, yaitu digunakan di jaringan lokal dan sangat baik untuk
file sharing dan print sharing serta dapat di-routing. Protokol ini biasa
digunakan di jaringan berbasis sistem operasi Novell Netware.
c.
TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol)
*Terdapat perbedaan antara kata "internet" dengan
"Internet". "Internet" adalah International Network
sedangkan "internet" adalah internetworking. Kata
"Internet" pada IP adalah internetworking.
TCP/IP adalah
protokol yang digunakan di jaringan global karena memiliki sistem pengalamatan
yang baik dan memiliki sistem pengecekan data. Saat ini terdapat dua versi
TCP/IP yang berbeda dalam sistem penomoran, yaitu IPv4 (32 bit) dan IPv6 (128
bit), dan saat ini yang masih digunakan adalah IPv4. Untuk memepermudah
penulisan, alamat IP biasanya ditulis dalam bentuk empat segmen bilangan
desimal yang dipisahkan tanda titik dan setiap segmen mewakili delapan bit pada
alamat IP. Setiap network adapter dapat memiliki lebih dari satu alamat IP
namun sebuah alamat IP (IP address) tidak boleh dipakai oleh dua atau beberapa
network adapter. Pengaturan alokasi alamat IP dilakukan oleh badan
internasional bernama Internic. Saat ini lebih dari 85% alamat IP (IPv4) telah
terpakai sehingga sebentar lagi sistem IPv4 akan digantikan oleh IPv6.
1.2.3. Domain Name System
(DNS)
Untuk menulis dan mengingat suatu alamat IP cukup
menyulitkan karena cukup panjang dan berupa angka-angka apalagi jumlah IP yang
digunakan saat ini sudah sangat banyak. Oleh karena itu dilakukan pengalamatan
dalam bentuk kata-kata, misalnya www.itb.ac.id dan www.yahoo.com. Alamat-alamat
tersebut disebut hostname. Pengalamatan seperti di atas menggunakan Domain Name
System yang mengaitkan sebuah alamat IP dengan hostname-hostname. Sebuah alamat
IP dapat berkaitan dengan beberapa hostname tetapi tidak sebaliknya.
Keterkaitan antara suatu alamat IP dengan hostname-hostnamenya disimpan di
komputer yang berfungsi sebagai DNS server atau biasa disebut name server.
1.2.4. Server
Di dalam jaringan dibutuhkan suatu komputer khusus yang
bertugas melayani aplikasi-aplikasi jaringan. Komputer-komputer ini disebut
server, sedangkan komputer lain yang memanfaatkan layanan disebut klien. Dengan
berkembangnya jaringan komputer, layanan yang harus diberikan oleh server
semakin banyak dan pembedaan jenis server dilakukan berdasarkan pekerjaan yang
dilakukan, misalnya:
a.
File server : Menyimpan fil-file yang dapat diakses dari komputer klien.
b.
Print server : Menyediakan layanan pencetakan sehingga tidak perlu setiap
komputer klien mempunyai printer sendiri-sendiri.
c.
Gateway atau router : Sebagai pintu gerbang untuk data yang akan keluar dari
jaringan internal dan merupakan pintu masuk bagi data dari luar jaringan, juga
bertugas untuk menentukan jalur yang ditempuh oleh paket data yang akan keluar.
d.
Name server (DNS server) : Menyimpan keterkaitan antara alamat IP dengan
hostname-hostname.
e. Web
server : Menyimpan data-data, biasanya berupa halaman web, yang bisa diakses
melalui web.
f. FTP
server : Menyimpan data berupa file yang dapat diakses melalui Internet.
g.
Proxy server : Menyimpan halaman-halaman web secara sementara sehingga klien
tidak perlu meminta isi web langsung dari web server asal.
Untuk jaringan yang besar, tugas-tugas dibagi ke beberapa
server sehingga ada yang hanya bertindak sebagai gateway saja, ada yang menjadi
web server, dan lain-lain. Cara seperti ini akan membantu dalam melakukan
konfigurasi hardware dan software server, termasuk dalam hal keamanan.
BAB II
Pendalaman TCP/IP dan DNS
TCP/IP merupakan
protokol yang paling banyak digunakan dan standar untuk komunikasi di Internet
karena memiliki banyak kelebihan. Arsitektur TCP/IP bersifat terbuka sehingga
siapapun dapat mengembangkannya. TCP/IP tidak tergantung kepada suatu sistem
operasi maupun hardware. TCP/IP saat ini diterapkan di semua sistem operasi dan
dapat berjalan di semua hardware jaringan. TCP/IP merupakan protokol yang
memiliki fasilitas routing sehingga dapat digunakan pada internetworking.
TCP/IP juga merupakan protokol yang handal karena memiliki sistem pengontrol
data agar data yang sampai di tempat tujuan benar-benar dalam keadaan baik.
Karena kelebihannya tersebut, sangat banyak layanan dan aplikasi yang
menggunakan TCP/IP, contohnya yang paling banyak digunakan adalah web. Saat ini
terdapat dua versi TCP/IP, yaitu IPv4 (32 bit) dan IPv6 (128 bit). Sistem IPv4
menghasilkan 232 atau 42.949.67.296 namun sudah terpakai lebih dari
85% sehingga dalam waktu yang tidak lama lagi akan diganti dengan IPv6 yang
dapat menciptakan lebih banyak alamat.
2.1.
Penomoran
Model pengalamatan dalam TCP/IP (IPv4) menggunakan 32
digit bilangan biner yang untuk mempermudah penulisannya diubah ke dalam bentuk
empat segmen bilangan desimal yang mana tiap segmen mewakili delapan bit biner
sehingga alamat IP berkisar dari 0.0.0.0 sampai 255.255.255.255. Contoh:
167.205.22.123
255.255.255.255
Alamat IP oleh Internic dibagi menjadi lima kelas, yaitu:
kelas A : 1.x.x.x sampai 126.x.x.x
kelas B : 128.0.x.x sampai 191.255.x.x
kelas C : 192.0.0.x sampai 223.255.255.x
kelas D : 224.x.x.x sampai 247.x.x.x
kelas E : 248.x.x.x sampai 255.x.x.x
Kelas D dan E tidak digunakan secara umum. Kelas D digunakan untuk
keperluan multicast sedangkan kelas E digunakan untuk riset.
Internic telah
menyediakan beberapa alokasi IP yang dapat digunakan secara bebas dalam
jaringan lokal dan biasa disebut IP private, yaitu:
10.x.x.x
127.x.x.x
172.x.x.x
192.x.x.x
2.2.
Subnetwork
Suatu jaringan yang
kecil akan lebih baik kinerjanya daripada jaringan yang besar dan juga
memudahkan administrasi. Oleh karena itu jaringan besar biasanya dibagi menjadi
jaringan-jaringan kecil. Misalnya jaringan kelas B dengan alokasi IP
156.123.0.0 sampai 156.123.256.256 akan dibagi menjadi jaringan 156.123.0.x,
156.123.1.x, 156.123.2.x, dan seterusnya.
Untuk membedakan
jaringan-jaringan yang ada, digunakan alamat jaringan (network address). Alamat
jaringan adalah IP pertama dalam alokasi. Jadi jaringan kelas B pada contoh di
atas memiliki alamat network 156.123.0.0. Sistem yang sama berlaku juga pada
sub jaringannya, misalnya sub jaringan dengan alokasi 156.123.2.x mempunyai
alamat network 156.123.2.0. Alamat terakhir pada suatu alokasi disebut IP
broadcast (sub jaringan 156.123.2.x mempunyai IP broadcast 156.123.2.255). Jadi
sruktur IP address terdiri atas network ID dan host ID. Suatu komputer dengan
IP 156.123.2.3 pada jaringan 156.123.2.x akan mempunyai network ID 156.123.2.0
dan host ID 3.
Selain menggunakan
alamat network dan broadcast address, identitas jaringan juga ditentukan dengan
subnet ID. Berikut ini cara menetukan subnet ID suatu jaringan :
Bit-bit yang berhubungan dengan network ID
bernilai satu pada bit-bit subnet ID dan bit-bit sisa di kanan bit-bit ID
bernilai nol. Contohnya suatu jaringan 16 komputer dengan alokasi IP
156.123.2.208 sampai 156.123.2.223 akan mempunyai network ID 156.123.2.208.
Alamat-alamat IP pada jaringan tersebut memiliki kesamaan sampai bit ke-28 dan
baru berbeda pada bit ke-29. Jadi nilai subnet ID pada jaringan tersebut, bit 1
sampai 28 bernilai satu dan bit 29 sampai 32 bernilai 0 sehingga nilai subnet
bila didesimalkan 255.255.255.240.
Dengan adanya subnet ID,
susunan informasi IP yang disampaikan oleh suatu komputer terdiri atas 64 bit,
yaitu bit network ID, 32 bit subnet ID, dan host ID.
2.3. Layer-layer TCP/IP
TCP/IP secara logik
terdiri atas beberapa lapisan yang mempunyai fungsi khusus untuk memudahkan
implementasinya. Terdapat empat lapisan (layer) dalam TCP/IP, yaitu aplication
layer, transport layer, internet layer, dan network interface layer. Setiap
layer akan mengganggap data dari layer sebelahnya adalah sebuah data biasa.
APPLICATION LAYER
|
TRANSPORT LAYER
|
INTERNET LAYER
|
NETWORK INTERFACE LAYER
|
APPLICATION LAYER
|
TRANSPORT LAYER
|
INTERNET LAYER
|
NETWORK INTERFACE LAYER
|
Dari arah applicaton
layer ke bawah setiap melewati satu lapisan, mulai dari transport layer, data
ditambah dengan sebuah header. Dan sebaliknya jika data datang dari network
interface layer, header dicopot satu persatu ketika naik ke lapisan lain. Gabungan
data dengan header disebut datagram.
2.3.1. Aplication layer
Di lapisan ini
terdapat aplikasi-aplikasi yang memanfaatkan TCP/IP, misalnya web broser dan
FTP server. Agar lapisan Transport layer di bawahnya dapat membedakan aplikasi
mana yang akan menerima paket data, setiap aplikasi dalam aplication layer
mempunyai nomor port tersendiri. Port di sini dapat diibaratkan pintu-pintu.
Pengaturan nomor port dilakukan secara internasional oleh IANA dan dikenal
adanya Well Known Port.
2.3.2.
Transport
layer
Layer ini bertugas
mengatur aliran data, analoginya adalah memasukkan surat kedalam amplop dan
menuliskan informasi tambahan pada amplop. Terdapat dua komponen pada layer
ini, yaitu TCP dan UDP (User Datagram Protokol).
TCP bersifat
connection oriented, yaitu dibentuknya hubungan client server sebelum dilakukan
pertukaran data. Client pertama kali mengirim paket synchronous (SYN) lalu
server mengembalikannya dengan tambahan paket acknowledgement(ACK) dan client
membalas dengan mengirim ACK juga. Untuk mengakhiri hubungan, client mengirim
paket finish (FIN) yang dibalas dengan ACK oleh server, client mebalas dengan
mengirim ACK dan hubungan berakhir.
TCP mempunyai sistem
kontrol data yang baik. Data yang yang besar dipecah dan tidak melebihi ukuran
maksimum. Setiap paket data diberi nomor urut (sequence number), kode checksum
(untuk mengetes kevalidan data) pada data dan header. Paket dikirim secara
berurutan dan paket selanjutnya tidak dikirim sebelum ada konfirmasi(ACK) dari
penerima bahwa paket sebelumnya sampai dengan keadaan baik. Konfirmasi yang
disampaikan berupa permintaan atas paket selanjutnya. Dengan adanya nomor urut
tersebut, penerima paket dapat menyusun informasi kembali. Penerima juga
memberikan informasi mengenai ukuran data maksimum yang boleh dikirim sesuai
kapasitas buffer TCP-nya. Hal ini untuk mencegah komputer yang cepat membanjiri
komputer yang lambat.
Header TCP memiliki
panjang maksimum 65536 bit dan berisi informasi port asal dan port tujuan
(sesuai aplikasi), nomor urut data yang dikirim, acknowledgment number,
checksum header, panjang header, ukuran window(buffer), dan checksum data.
UDP memiliki
reliabilitas yang lebih rendah daripada TCP. Bersifat connectionless, tidak
menggunakn pengurutan data, dan pengiriman ulang. Header UDP berisi informasi
port asal dan tujuan, panjang datagram UDP, dan checksum data. Karena tidak
reliable, UDP digunakan untuk mengirim data ke beberapa komputer sekaligus
(broadcast dan multicast). UDP juga digunakan pada beberapa aplikasi streaming
video (video melalui jaringan) yang akan terlalu lambat jika menggunakan TCP.
2.3.3. Internet layer
Lapisan internet
layer dapat dianalogikan dengan kantor pos yang hanya bertugas mengirim paket
dan tidak peduli dengan isi paket yang dikirim. Di lapisan internet layer
terdapat tiga komponen, yaitu IP (internet Protocol), ICMP (Internet Message
Control Protocol), dan ARP (Address Resolution Protocol).
IP merupakan komponen
utama dalam TCP/IP, bersifat conecctionless dan tidak reliable. IP melakukan
usaha sebaik mungkin untuk mengirim paket, namun tidak menjamin paket sampai di
tujuan dengan kondisi baik. Setiap datagram IP yang dikirim tidak dipengaruhi
oleh datagram yang lain. Header IP berisi informasi versi IP (Ipv4 atau Ipv6),
panjang header dalam satuan byte, tipe servis, panjang datagram, informasi
pemecahan paket (dimungkinkan adanya perbedaan lebar data jalur-jalur fisik
yang dilewati), jumlah maksimum komputer/router yang dilewati (biasa disebut
time to live atau TTL, untuk mencegah paket IP terus-menerus berada di
jaringan), alamat IP asal dan tujuan, dan opsi-opsi (misalnya router yang harus
dilewati).
ICMP bertugas
mengirimkan pesan-pesan jika terjadi gangguan di lapisan internet dan
transport. Pesan kesalahan yang disampaikan oleh ICMP, misalnya tujuan tidak
dapat dicapai, jaringan atau host tujuan tidak tercapai, protokol atau port
tujuan tidak ada, dan lompatan antar router sudah melebihi batas. ICMP juga
dapat menerima query, misalnya echo dan echo reply untuk mengecek koneksi antara
dua host, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu host, dan netmask suatu
host. Paket ICMP tidak dikirim jika terjadi kegagalan atas suatu paket ICMP dan
paket-paket yang bersifat broadcast dan multicast.
ARP adalah komponen
yang mencatat nomor hardware network adapter suatu alamat IP pada jaringan
lokal. Nomor hardware ini hanya digunakan untuk komunikasi network adapter yang
terletak di satu jaringan fisik. Untuk tipe ethernet, nomor hardware terdiri
atas 48 bit. Untuk mengetahui nomor hardware suatu IP, ARP mengirim paket ARP
request dan host yang IP-nya sesuai dengan permintaan akan mengirim jawabannya.
Terdapat juga Reverse ARP (RARP) yang berkebalikan dengan ARP, yaitu menentukan
IP dari suatu nomor hardware.
2.3.4. Network Interface Layer
Network interface
layer terdiri atas hardware jaringan dan software-software pendukungnya,
misalnya driver untuk network adapter. Setiap arsitektur hardware memiliki
lebar data yang disebut Maximum Transfer Unit. Untuk ethernet adalah 1500 byte
dan untuk PPP adalah 512 byte.
2.4. Routing
Routing pada
prinsipnya adalah menemukan jalur terpendek ke tujuan. Routing berjalan pada
lapisan internet atau berhubungan dengan IP. Suatu router akan mengecek apakah
IP tujuan dari datagram yang diterima adalah IP-nya walaupun nomor hardware
tujuan pada paket adalah nomor hardwarenya, jika bukan, router tersebut akan
meneruskan (forward) ke host tujuan atau ke router lain. Ada dua kategori
routing, yaitu routing statik dan routing dinamis. Pada kategori statik,
informasi routing bersifat tetap sedangkan pada kategori dinamik, informasi
didapatkan dari router lain dan dapat berubah-ubah sesuai kondisi jaringan.
Informasi pada
routing dinamis saling disebarkan oleh setiap router ke router-router
tetangganya. Untuk menjalankan routing dinamis digunakan protokol routing yang
terbagi atas dua jenis, yaitu interior dan eksterior. Yang digolongkan sebagai
interior adalah protokol RIP (Routing Information Protokol) dan OSPF (Open
Shortest Path), sedangkan BGP (Border Gateway Protocol) digolongkan sebagai
tipe eksterior. Perbedaan antara tipe interior dan eksterior adalah tipe
eksterior dirancang untuk bekerja antar autonomous system, sedangkan tipe
interior untuk jaringan di dalam suatu autonomous system. Autonomous system
adalah jaringan yang berada dalam satu administrasi.
2.4.1. RIP (Routing Information Protocol)
Saat ini terdapat dua
versi RIP, yaitu versi 1 dan versi 2. RIP mempunyai cara kerja yang sederhana,
yaitu memakai metode vektor jarak. Dengan metode ini, router mencatat lompatan
yang dibutuhkan untuk mencapai router lain jika melewati suatu router
tetangganya. Jumlah lompatan diberi satuan metrik dengan satu lompatan sama
dengan satu metrik.
Contoh:
Router A bertetangga dengan router B dan C.
Terdapat router J yang berjarak lima metrik dengan B dan enam
metrik dengan C. A yang mendapat informasi mengenai J dari B dan C akan
mencatat bahwa untuk mencapai router J, membutuhkan enam lompatan jika
melewati B dan tujuh lompatan jika melewati C. Jadi jika ada paket dengan tujuan J, A
akan melewatkannya ke B.
Setiap router saling
bertukar catatan setiap selang waktu tertentu. Jika jumlah lompatan lebih dari
16, router akan menganggap jaraknya tak hingga dan memilih router default jika
ditentukan.
Terbatasnya jumlah
hop adalah salah satu kelemahan sistem RIP. Kelemahan yang lain, informasi
routing disampaikan secara broadcast sehingga membebani jaringan karena host
nonrouter juga dikirimi, namun sudah diperbaharui pada versi dua dengan
kemampuan multicast.
Karena bentuk
informasi routing yang demikian, adakalanya informasi yang disampaikan dua
router tidak sama sehingga menimbulkan routing loop. Contoh routing loop,
router A menganggap untuk mencapai router C adalah melewati router B, tetapi
router juga menganggap untuk mencapai router C adalah melewati router A. Proses
terjadinya routing loop misalnya seperti ini:
Router A, B, dan C saling bertetangga sehingga
catatan pada router A dan B untuk mencapai router C:
Router A
ke C : 1
ke C lewat B : 2
Router B
ke C : 1
ke C lewat A: 2
Pada suatu saat, router C mati dan router A
mengetahui lebih dahulu daripada router
B sehingga catatan untuk router C pada router A dihapus. Sesudah itu terjadi
pengiriman data routing dari B yang belum tahu bahwa router C mati sehingga
pada router A tercatat kembali “ke C lewat B : 3 (2+1)”. Sesudah itu router B
baru menyadari bahwa router C mati dan menghapus data router C namun kemudian
datang info routing dari A bahwa “A ke C : 3” sehingga di B terdapat catatan
“ke C lewat A : 4”. Router A kembali menyadari bahwa C mati namun kemudian
mendapat informasi routing dari B sehingga catatan untuk C muncul kembali,
yaitu “ke C lewat B : 5”. Hal ini kan terjadi terus menerus sampai nilai
lompatan mencapai 16.
Untuk menghindari hal
semacam ini, router dipaksa menyampaikan informasi routing begitu ada perubahan
dan tidak menunggu waktu yang telah dijadualkan (triggered update). Selain itu
juga digunakan sistem split horizon. Contoh penerapan split horizon :
Router A dan C dihubungkan oleh router B. router
B menyampaikan informasi ke A bahwa jaraknya ke C adalah satu dan menyampaikan
ke C bahwa jaraknya ke A adalah satu. Sehingga pada A, jarak ke C adalah dua
melalui B dan pada C, jarak ke A adalah dua melalui B. Dengan split horizon,
router A tidak akan menyampaikan informasi ke B mengenai router C pula dengan
C, tidak akan menyampaikan informasi ke B mengenai A.
Jadi pada split
horizon, router tidak akan akan mengirim informasi mengenai suatu router kepada
router pemberi informasi. Split horizon di atas adalah split horizon normal.
Terdapat juga split horizon dengan poisonnus reverse, yaitu router tetap
mmberikan informasi mengenai suatu router kepada sumber, tetapi memberikan
nilai tidak terhingga. Dengan poisonous reverse, router-router tetap dapat
mengetahui bahwa suatu jaringan ada.
2.4.2. Routing link state
Routing link state
tidak menyimpan informasi dalam bentuk jumlah lompatan yang diperlukan untuk
mencapai suatu host atau network, tetapi menyimpan informasi dengan router
manakah suatu host bertetangga dan suatu jalur melalui router mana saja. Contoh
iformasi : router A bertetangga dengan router router D dan router K, jalur 3
melalui router 9, router 2, dan router 5. Informasi hanya diberikan ke
router-router tetangga dan router penerima mengecek terlebih dahulu apakah
informasi yang diberikan isinya baru atau tidak, informasi yang tetap tidak
akan disamaikan ke router lain. Informasi pada routing link state disebut Link
State Advertisement (LSA). Dari data LSA, router kemudian menyusun diagram
pohon yang menunjukkan hubungan antar router kemudian menentukan jalur
terpendek untuk mencapai suatu host (shortest path first). Protokol routing
yang menggunakan sistem link state adalah OSPF. Dengan menggunakan link state,
routing loop dapat dihindari.
OSPF dapat juga
menjalankan routing dengan sistem area dan backbone. Setiap area dibatasi oleh
router backbone dan router-router backbone harus saling berhubungan.
Router-router di dalam area hanya menjalankan routing untuk internal areanya
dan tidak mengetahui struktur area yang lain.
2.5. Domain Name Service
DNS adalah cara untuk
mempermudah akses terhadap suatu komputer di jaringan global. Dengan
berkembangnya World Wild Web, semakin banyak orang yang mengakses host-host di
internet dan bertambah juga jumlah host di Internet.
Dalam DNS dikenal
adanya Top Level Domain (TLD). Contoh TLD adalah com (commercial), edu
(pendidikan), dan mil (militer) sehingga terdapat domain, misalnya apple.com,
ibm.com, dan mit.edu. TLD seperti di atas berdasarkan jenis organisasi. Dengan
meningkatnya jumlah host, jumlah kata yang terpakai semakin banyak, sehingga
menyulitkan untuk mendapat domain dengan kata-kata yang pendek dengan sistem
TLD berbasis organisasi. Inggris akhirnya memelopori penggunaan TLD berdasarkan
negara, contohnya co.uk dan ac.uk. Banyak negara yang mengikuti sistem baru ini
atau menggabungkannya dengan sistem lama. Untuk Indonesia, berakhiran id,
misalnya itb.ac.id. catcha.co.id. Singapura menggunakan sistem gabungan,
misalnya com.sg dan edu.sg. Biasanya hal ini disesuaikan dengan kenyamanan
penyebutan. Untuk TLD berdasar negra, organisasi pengaturnya terdapat di negara
yang bersangkutan, misalnya IDNIC untuk Indonesia sedangkan untuk TLD sistem
organisasi, pengaturannya dilakukan oleh Internic.
Dalam DNS diperlukan
adanya DNS server atau biasa disebut name server yang menyimpan kaitan antara
suatu IP dengan nama-nama host. Selain berdasarkan kata-kata, ada juga sistem
domain berdasarkan IP yang disebut reverse domain dan mempunyai
top
level domain “in-addr.arpa”, misalnya IP 156.132.5.x tergabung di domain
5.132.156.in-addr.arpa. “itb.ac.id”, “ee.itb.ac.id”, “id”, dan
www.microsoft.com dapat menjadi nama host maupun domain atau biasa
disebut zona. Setiap zona harus memiliki setidaknya satu DNS server.
Terdapat dua kategori
DNS server, yaitu primary server dan secondary server. Secondary server
membentuk zona refresh dengan primary server dan hanya menyalin konfigurasi DNS
dari primary server setiap selang waktu tertentu sebagai cadangan jika primary
server mengalami gangguan.
Beberapa set
konfigurasi yang diperlukan oleh sebuah name server adalah file boot script,
file zona termasuk untuk reverse domain, dan file cache untuk server
cache-only. File cache adalah rujukan menuju root server global yang menangani
domain level atas dan digunakan untuk mengetahui host di luar domain lokal.
File cache disediakan oleh Internic. Bagian terpenting pada konfigurasi DNS
adalah konfigurasi file zona. Dalam file ini, dicatat kaitan antara alamat IP
dengan nama-nama host serta kedudukan hot-host tersebut. Sintak zona file
adalah:
<hostname
atau zona> <ttl> <address class> <tipe> <catatan
spesifik>
Beberapa tipe yang
banyak dipakai adalah:
a. IN SOA (Start of Authority)
Untuk mendeklarasikan suatu zona dan pengaturnya.
Record ini mutlak diperlukan dalam suatu name server
<zona> IN SOA <origin>
<contact> (
serial
refresh
retry
expire
minimum
)
-Zona : Mendefinisikan zona DNS
-Origin : Primary DNS server
-Serial : Nomor seri zona file yang merupakan salah satu acuan bagi
secondary server, apakah record yang ada lebih baru. Sebaiknya disesuaikan
dengan saat pembuatan file, sintak yang dianjurkan adalah YYYYMMDDHHmm
(tahun-bulan-tanggal-jam-menit). Sintak seperti di atas akan membantu dalam
melacak perubahan.
-Refresh : Selang waktu untuk secondary server mengecek data di primary
server.
-Retry : Lama waktu tunggu bagi secondary server untuk mengulangi
pengecekan jika usaha pengecekan sebelumnya gagal.
-Expire : Lama waktu data di secondary server kadaluarsa sejak kegagalan
refresh.
-Minimum : nilai time to live untuk semua record.
b. IN A (address)
Untuk menunjukkan IP suatu hostname.
<hostname> IN A <IP>
contoh :
salman.itb.ac.id IN
A 167.205.206.100
menunjukkan bahwa host salman.itb.ac.id mempunyai
IP 167.205.206.100.
c. IN NS (name server)
Untuk menunjukkan name server yang bertanggung
jawab terhadap suatu zona.
<zona> IN NS <name server>
contoh :
salman.itb.ac.id IN NS 167.205.206.100
salman.itb.ac.id IN NS ns2.itb.ac.id
Menunjukkan bahwa zona salman.itb.ac.id mempunyai
name server di alamat 167.205,206.97 dan host ns2.itb.ac.id.
d. IN MX (mail exchanger)
Mail exchanger adalah komputer yang bertugas
menyimpan email suatu host atau zona tujuan jika email tersebut tidak dapat
sampai ke host atau zona tersebut. Sebuah host atau zona biasanya memiliki
beberapa mail exchanger yang satu dengan yang lain dibedakan dengan nomor
prioritas, makin kecil nomor prioritas, makin diutamakan.
<zona atau hostname> IN MX
<prioritas> <mail exchanger>
contoh :
salman.itb.ac.id IN
MX 10 ns2.itb.ac.id
IN MX 20 mx.itb.ac.id
e. IN CNAME (nick name)
IN
CNAME digunakan jika suatu host memiliki nama alias
<nick name> IN CNAME <hostname>
contoh
:
ftp.salman.itb.ac.id IN CNAME www.salman.itb.ac.id
f. IN PTR (pointer)
Opsi
ini digunakan pada reverse domain.
<IP> IN PTR <hostname>
contoh:
untuk
reverse domain 2.123.156.in-addr.arpa
1 IN
PTR r.salman.itb.ac.id
menunjukkan
156.123.2.1 mempunyai hostname r.salman.itb.ac.id
BAB III
Konfigurasi Server
3.1. Karakteristik server
3.1.1.Spesifikasi
hardware
Suatu server jaringan biasanya akan hidup terus-menerus
selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. Oleh karena itu hardware yang
digunakan harus cukup kuat untuk tidak beristirahat selama beberapa bulan atau
bahkan bertahun-tahun. Pendinginan merupakan salah satu hal pokok yang harus
diperhatikan. Biasanya server ditempakan di tempat khusus yang mendapat pengaturan
suhu tertentu. Komponen hardware server juga harus dipilih yang mempunyai daya
tahan terhadap panas yang baik serta sedikit mengeluarkan panas.
Selain itu komponen-komponen hardware juga harus tahan
terhadap gangguan dan perubahan fisik. Untuk komponen memory misalnya, biasa
digunakan jenis ECC (Error Checking and Corection) yang mampu mengoreksi satu
kesalahan data dan mendeteksi lebih dari satu kesalahan. Untuk server-server
besar, yang mana downtime (server tidak aktif) sebentar saja dapat menimblkan
kerugian besar, biasanya memiliki fasilitas harddisk hot swapping serta PCI
hotplug. Maksud kedua fasilitas ini, pada waktu komputer menyala dan sistem
operasi sedang aktif dimungkinkan pemasangan dan pemindahan harddisk (harddisk
hot swap) dan pemasangan card-card PCI (PCI hot plug) sehingga tidak perlu
mematikan dan merestart komputer.
Untuk menjaga data dalam harddisk, biasanya juga
digunakan sistem RAID (Redundant Array of Inexpensive Disk) dari level 0 sampai
level 5. Pada level 1 (disk duplexing dan disk mirroring) data pada suatu
partisi harddisk disalin ke sebuah partisi di harddisk yang lain sehingga bila
salah satu rusak, masih tersedia salinannya di partisi mirror. Beda keduanya,
pada disk duplexing kedua harddisk berada pada controller yang berbeda. RAID
level 0 dan 5 adalah disk stripping namun pada level 5 terdapat error control
yang kemampuannya sama dengan ECC. Pada disk stripping, data dipecah ke 3
sampai 32 harddisk (satu harddisk, satu partisi). Seperti halnya pada ECC, bila
satu partisi gagal, data data dibangun kembali. Bila lebih dari satu yang
gagal, maka data hilang. Dengan menggunakan RAID, selain meningkatkan daya
tahan terhadap kerusakan, juga meningkatkan kecepatan, karena operasi data
dapat dipecah ke beberapa harddisk. Implementasi RAID, selain secara hardware
(dengan RAID controller) juga dapt dilakukan secara software, misalnya pada
Microsoft Windows NT 4.0.
Suplai listrik juga harus diperhatikan agar server dan
komponen jaringan seperti konsentrator tetap menyala walaupun listrik padam.
UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah alat yang baik untuk dipasang karena
memiliki baterai penyimpan arus listrik yang dapat digunakan bila sumber arus
utama mati. Kapasitas UPS bermacam-macam dari 200 watt untuk workstaion sampai
beberapa kilowatt untuk melindungi beberapa server besar. Beberapa UPS dapat
berkomunikasi secara software dengan komputer sehingga dapat diset untuk
men-shutdown komputer jika terjadi gangguan listrik.
Saat ini mulai tumbuh tren baru dalam penyimpanan data di
jaringan, yaitu SAN (Storage Area Network). Dalam SAN, file-file, termasuk
file-file sistem operasi, ditempatkan di hardware khusus penyimpan harddisk dan
tape drive yang dapat diakses oleh beberapa komputer sekaligus. Tipe hardware
yang biasa digunakan adalah Fibre Channel yang memiliki transfer data sampai
100 MBps dan kabel datanya (serat optik maupun kawat tembaga) dapat mencapai 1
kilometer sehingga harddisk tidak perlu dipasang dalam kotak casing server. SAN
sangat membantu meningkatkan efisiensi jaringan dan menambah kehandalan karena
penyimpan data dapat terhindar dari gangguan-gangguan, misalnya kebakaran di
ruang server.
3.1.2. Karakteristik software
Sistem operasi jaringan, khususnya yang digunakan sebagai
server, harus memiliki kestabilan yang tinggi. Windows 98 contohnya hanya mampu
bertahan selama 50 hari hidup terus-menerus. Oleh karena itu sistem operasi
untuk server memiliki desain khusus untuk menambah kestabilannya.
Suatu server biasanya tidak hanya melakukan satu
pekerjaan, sehingga sistem operasinya harus multitasking (dapat melakukan
beberpa pekerjaaan sekaligus), khususnya preemptive multitasking bukan
cooperative multitasking. Pada preemptive multitasking, suatu proses, misalnya
P1, diberi hak untuk mengakses sumber daya fisik komputer selama waktu tertentu
dan jika sampai waktu habis proses itu belum selesai, ia akan dilempar ke deret
terbelakang antrian proses (sehingga menjadi P99 misalnya) untuk selanjutnya P2
diberi hak. Dengan cara seperti ini, suatu proses tidak dapat memonopoli sumber
daya fisik komputer. Cooperative multitasking digunakan di Windows versi 3 (3.1
dan 3.11) dan MacOS sampai versi 8.
Karena server mungkin diakses oleh beberapa server pada
suatu saat, sistem operasi yang digunakan harus bersifat multiuser. Pengertian
multiuser dapat dipandang dari segi proses dan tampilan. Dari segi tampilan,
sistem operasi dapat menyediakan terminal (console) kepada beberapa user pada
suatu saat, misalnya pada aplikasi telnet ke komputer UNIX. Dari segi proses,
multiuser berarti sistem operasi dapat menangani proses-proses yang dimiliki
oleh user yang berlainan pada saat yang sama, misalnya akses ke file server
berbasis Microsoft Windows NT Server.
Sistem operasi untuk server juga harus dapat menangani
hardware dengan skala besar, misalnya multiprosesor, memori sampai berukuran
gigabyte, partisi harddisk sampai ukuran terabyte, dan penggabungan beberapa
komputer menjadi satu sistem (clustering). Dukungan hardware skala besar
diperlukan karena jaringan komputer di dunia makin lama makin sibuk sehingga
kerja serverpun bertambah berat. Dukungan hardware besar juga membantu daya
tahan server. Clustering contohnya, akan membuat sistem tetap bekarja walaupun
beberapa server gagal.
3.2. Membangun server
Untuk menentukan konfigurasi hardware maupun software
suatu server, terlebih dahulu ditentukan apa dan seberapa berat tugas server
tersebut. Setiap jenis pekerjaan server membutuhkan spesifikasi hardware dan
software yang berbeda. Berikut ini konfigurasi hardware untuk beberapa tugas:
a. Router
dan DNS server : Konfigurasi hardware paling ringan dengan ruang kosong
harddisk, memori, serta prosesor yang kecepatan dan kapasitas kecil sudah dapat
bekerja dengan baik.
b. Database
server : tidak membutuhkan harddisk yang cepat karena data-data yang diakses
kecil, tetapi membutuhkan memori yang besar jika server tersebut cukup sibuk.
Memori digunakan untuk menyimpan data-data agar tidak perlu mengakses harddisk.
Prosesor yang diperlukan harus cukup cepat untuk mengolah operasi-operasi database.
c. Proxy
server : Proxy server yang sibuk membutuhkan memori dan harddisk yang besar dan
cepat agar dapat lebih banyak menyimpan halaman-halaman web dan cepat
menstranfernya ke klien.
d. Mail
server : Membutuhkan harddisk yang besar uantuk menyimpan mail-mail namun tidak
perlu cepat karena ukuran mail biasanya kecil.
e. Web
server :
f. Bila
ada permintaan terhadap suatu halaman web, web server tidak langsung
menstransfer tetapi membaca script halaman tersebut terlebih dahulu untuk
menentukan apa yang harus ditransfer dan bagaimana mengirimkannya.
g. Oleh
karena itu web server membutuhkan harddisk, memori, dan prosesor yang cepat
agar lebih cepat memproses permintaan klien. Prosesor yang cepat diperlukan
jika isi web banyak mengandung script/listing program, misalnya script Java,
Visual Basic, database. Ukuran harddisk tergantung besarnya web.
h. FTP
server : Membutuhkan harddisk yang besar untuk menyimpan file-file.
i. File
dan print server : membutuhkan harddisk dan memori yang cepat.
Karena kecepatan network masih jauh lebih lambat daripada
kecepatan harddisk, memory, maupun prosesor, memiliki saluran jaringan yang
baik dan cepat akan meningkatkan kinerja jaringan. Pemilihan arsitektur,
topologi, dan teknologi hardware jaringan, misalnya network adapter,
konsentrator, dan kabel sangat menentukan kecepatan jaringan.
Perangkat lunak yang diperlukan, baik sistem operasi dan
software pendukung, juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut ini daftar
software untuk beberapa tugas:
a. Router
dan DNS server: Cukup menggunakan sistem operasi UNIX (yang gratis) dengan
bantuan software gated dan BIND
b. File
dan print server : Sampai saat ini sistem operasi Microsoft Windows NT dan
Novell Netware adalah yang paling diminati karena cepat dan aman. Salah satu
sebabnya adalah tidak digunakannya protokol TCP/IP.
c. Proxy
server : Tersedia beberapa macam software, misalnya Microsft Proxy Server untuk
NT dan SQUID untuk keluarga UNIX.
d. Web
Server : Microsoft Internet Information Server untuk Window NT dan Apache untuk
UNIX dan NT.
e. FTP
server : Microsoft Internet Information Server untuk Windows NT dan WUFTP untuk
keluarga UNIX.
f. Database
server : Untuk server besar tersedia software SQL server dari Microsoft,
Oracle, Sybase, Informix, IBM, dll. Untuk server kecil dapat memakai MySQL dan
MiniSQL.
g. Mail
server : Sendmail merupakan mail server paling terkenal di dunia UNIX. Untuk
WINdows NT tersedia Exchange Server yang memiliki fasilitas sangat lengkap.
Tersedia juga mail server untuk kapasitas kecil seperti Mdaemon, Qmail, dll.
Yang perlu diperhatikan dalam membangun server adalah
tidak membebankan banyak tugas kepada sebuah server atau melakukan distribusi
tugas. Selain memudahkan dalam mengkonfigurasi hardware dan software juga
memudahkan administrasi karena tugas administrasi dapat dibagi ke beberapa
orang administrator sesuai keahlian. Pembagian tugas server juga meningkatkan
keamanan, terutama akibat bentroknya konfigurasi antar aplikasi.
BAB IV
Keamanan Jaringan Komputer
Dengan dibangunnya jaringan komputer, suatu komputer akan
lebih mudah dan lebih sering diakses. Dengan makin banyaknya akses, otomatis
keamanan komputer tersebut makin rentan, apalagi jika ada yang pemakai yang
mempunyai niat buruk. Pengaturan keamanan pada jaringan komputer pada intinya
adalah mengatur akses software maupun hardware setiap pemakai agar tidak dapat
menyebabkan gangguan pada sistem.
4.1. Keamanan
hardware
Keamanan hardware biasanya sering dilupakan padahal
merupakan hal utama untuk menjaga jaringan dari perusak. Dalam keamanan
hardware, server dan tempat penyimpanan data harus menjadi perhatian utama.
Akses secara fisik terhadap server dan data-data penting harus dibatasi
semaksimal mungkin. Akan lebih mudah bagi pencuri data untuk mengambil harddisk
atau tape backup dari server dan tempat penyimpanannya daripada harus menyadap
data secara software dari jaringan. Sampah juga harus diperhatikan karena
banyak sekali hacker yang mendatangi tempat sampah perusahaan untuk mencari
informasi mengenai jaringan komputernya. Salah satu cara mengamankan hardware
adalah menempatkan di ruangan yang memiliki keamanan yang baik. Lubang saluran
udara perlu diberi perhatian karena dapat saja orang masuk ke ruangan server
melaui saluran tersebut. Kabel-kabel jaringan harus dilindungi agar tidak mudah
bagi hacker memotong kabel lalu menyambungkan ke komputernya.
Akses terhadap komputer juga dapat dibatasi dengan
mengeset keamanan di level BIOS yang dapat mencegah akses terhadap komputer,
memformat harddisk, dan mengubah isi Main Boot Record (tempat informasi
partisi) harddisk. Penggunaan hardware autentifikasiseperti smart card dan
finger print detector juga layak dipertimbangkan untuk meningkatkan keamanan.
4.2. Keamanan
software
Seperti sudah disebutkan pada bab terdahulu bahwa langkah
pertama mengurangi resiko keamanan adalah tidak menginstalasi hal yang tidak
perlu pada komputer, khususnya pada server. Contohnya, jika server tersebut
hanya bertugas menjadi router, tidak perlu software web server dan FTP server
diinstal. Membatasi software yang dipasang akan mengurangi konflik antar
software dan membatasi akses, contohnya jika router dipasangi juga dengan FTP
server, maka orang dari luar dengan login anonymous mungkin akan dapat
mengakses router tersebut. Software yang akan diinstal sebaiknya juga memiliki
pengaturan keamanan yang baik. Kemampuan enkripsi (mengacak data) adalah
spesifikasi yang harus dimilki ooleh software yang akan digunakan, khusunya
enkripsi 128 bit karena enkripsi dengan sisten 56 bit sudah dapat dipecahkan
dengan mudah saat ini. Beberapa software yang memiliki lubang keamanan adalah
mail server sendmail dan aplikasi telnet. Sendmail memiliki kekurangan yaitu
dapat ditelnet tanpa login di port (25) dan pengakses dapat membuat email
dengan alamat palsu. Aplikasi telnet memiliki kekurangan mengirimkan data tanpa
mengenkripsinya (mengacak data) sehingga bila dapat disadap akan sangat mudah
untuk mendapatkan data.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah password.
Sebaiknya diset panjang password minimum unutk mempersulit hacker memcahkan
password. Password juga akan semakin baik jika tidak terdiri huruf atau angak
saja, huruf kecil atau kapital semua, namun sebaiknya dikombinasi. Enkripsi
dapat menambah keamanan jaringan dengan cara mengacak password dan username,
baik dalam record di host maupun pada saat password dan username itu dilewatkan
jaringan saat melakukan login ke komputer lain.
Untuk user yang tidak perlu mengakses server secara
fisik, juga perlu diset agar user tersebut hanya bisa mengakses dari komputer
klien. Dalam Windows NT, istilahnya adalah logon locally. User juga perlu
dibatasi agar tidak bisa mematikan atau
mereboot komputer. Pada sistem UNIX secara default, menekan ontrol-Alt-Delete
akan menyebakan sistem mereboot.
Membatasi lalu-lintas TCP/IP merupakan cara yang paling
banyak dipakai. Membatasi lalu-lintas disini, misalnya tidak mengijinkan suatu
host atau jaringan melewatkan paket melalui router apalagi jika telah
mengetahui host tersebut adalah milik hacker. Yang paling banyak dilakukan
adalah menutup port tertentu yang tidak dibutuhkan, misalnya port telnet (23)
dan port FTP (21).
Routing tidak
terlepas pula dari gangguan keamanan. Gangguan yang sering muncul adalah
pemberian informasi palsu mengenai jalur routing (source routing pada header
IP). Pemberian informasi palsu ini biasanya dimaksudkan agar datagram-datagram
dapat disadap. Untuk mencegah hal seperti itu, router harus diset agar tidak
mengijinkan source routing dan dalam protokol routing diseertakan autentifikasi
atau semacam password agar informasi routing hanya didapat dari router yang
terpercaya. Autentifikasi ini terdapat pada RIP versi 2 dan OSPF versi 2.
0 komentar:
Posting Komentar